Tugas Akhir Mesin
STUDI PENGOLAHAN SINYAL GEOMAGNETIK SEBAGAI PRECURSOR GEMPA BUMI DENGAN METODE DIFFERENSIASI DAN MOVING AVERAGE DI REGIONAL LOMBOK
Lombok dan sekitarnya memiliki potensi gempa yang terbilang cukup besar, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap sinyal geomagnetik berdasarkan data intensitas total (F) dari observatorium Kupang (KPG), Kakadu (KDU), Guangzho (GZH) dengan prosedur differensiasi dan moving average untuk menentukan anomali yang dapat dijadikan precursor pada 32 kejadian gempa yang terjadi tahun 2010-2011. Berdasarkan analisa yang dilakukan tahun 2010 pada hasil differensiasi, terlihat anomali dengan range amplitudo 1.1-3.69 (nT ternormalisasi [Masci, 2009]) sekitar 1-21 hari sebelum gempa, dan fluktuasi yang melebihi 0.5 (nT ternormalisasi [Masci, 2009]) terlihat sejak 17-80 hari sebelum gempa. Tahun 2011 untuk gempa sedang terdapat dua gempa yang dapat memperlihatkan adanya anomali 2.38-4.88 (nT ternormalisasi [Masci, 2009]) pada 2-13 hari sebelum gempa, sedangkan gempa merusak, kecil, dan luar regional Lombok tidak memperlihatkan adanya anomali, dikarenakan banyaknya kekosongan data pada observatorium KPG dan GZH. Adapun prosedur moving average 3, 5 dan 7 hari atas sinyal diferensiasi baik tahun 2010 dan 2011 tidak dapat memperlihatkan anomali yang dapat dijadikan sebagai precursor. Hal ini dikarenakan moving average merupakan sejenis Low Pass Filter, sehingga anomali-anomali yang magnitudonya tinggi tidak dapat terlihat lagi. Pengolahan data 24 jam lebih berfluktuasi jika dibandingkan dengan data 6 jam. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gempa yang terjadi tidak dalam range pukul 00:00-06:00 LT, sehingga precursor labih banyak terlihat pada pengolahan data 24 jam. Posisi episentum gempa juga dapat mempengaruhi persentase keberhasilan metode differensiasi, dimana gempa merusak yang berada di lempeng Sunda-Banda persentase keberhasilannya mencapai 66%, sehingga termasuk dalam kejadian yang dapat diprediksikan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain