Tugas Akhir Sipil
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN NILAI KOEFISIEN REGIM SUNGAI DENGAN NILAI KOEFISIEN RUNOFF DAERAH ALIRAN SUNGAI STUDI KASUS DAS JANGKOK
Bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkok memiliki luas 74,554 km2, dimana wilayah ini merupakan hutan yang dilindungi. Dengan memiliki daerah tangkapan hujan yang cukup besar, DAS ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air untuk daerah sekitarnya. Air bersih merupakan suatu hal yang selalu mendapat perhatian, hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang kian pesat setiap tahunnya, sehingga pada bagian hulu DAS Jangkok ini terdapat beberapa lahan yang dibuka untuk tempat wisata maupun perkebunan, hal tersebut dapat memengaruhi kapasitas infiltrasi lahan tersebut yang dapat membuat Koefisien Regim Sungai (KRS) maupun Koefisien Runoff (C) tiap tahunnya juga akan mengalami perubahan. Nilai KRS tiap tahun mudah untuk didapat, yaitu dengan melihat perbandingan dari debit rerata maksimum dengan minimum hariannya dalam satu tahun. Sedangkan untuk mendapatkan nilai C tiap tahunnya dibutuhkan hidrograf tunggal dan hujan jam-jaman dalam satu tahun, sehingga dalam menganalisis membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan mencari hubungan dari KRS dan nilai C tiap tahun akan mempermudah untuk mendapatkan nilai C pada tahun berikutnya hanya dengan menggunakan nilai KRS dan mensubtitusikannya kedalam persamaan yang didapat dari hubungan kedua parameter tersebut.
KRS dan C merupakan parameter yang dapat digunakan untuk memonitor kondisi DAS. Dimana nilai KRS didapat dengan cara mengolah data debit jam-jamnan untuk mendapatkan nilai rerata hariannya, kemudian membagi nilai debit rerata harian maksimum dengan debit rerata harian minimumnya, sehingga nilai KRS ini dapat menggambarkan fluktuasi debit pada suatu DAS, hal ini dipengaruhi juga oleh nilai C. Nilai C ini sendiri dapat memperlihatkan perbandingan antara jumlah air yang terinfiltrasi maupun yang menjadi aliran langsung yang menjadi penyebab utama banjir. Karena penyebab utama dari banjir merupakan aliran langsung maka dalam menghitung nilai C digunakan data hujan jam-jaman dan debit jam-jaman agar dapat dilihat banjir yang diakibatkan oleh hujan yang terjadi diwaktu yang bersamaan, dengan mengalikan jumlah curah hujan terhadap luas daerah tangkapannya maka didapat volume hujan, dan volume banjir didapat setelah memisahkan banjir dengan aliran dasarnya. Setelah didapat volume banjir dan volume hujan yang terjadi diwaktu yang sama, maka nilai C akan didapat dengan membagi volume banjir terhadap volume hujan.
Dari hasil perhitungan didapat hubungan nilai KRS dengan nilai C pada DAS Jangkok berbanding lurus dengan persamaan y = 0,0019x + 0,0195 dengan koefisien korelasi R2 = 0,6707. Nilai KRS berturut-turut sebesar 28,9; 14,5; 37,7; 32; 12,1; 21; 12,2 dan nilai C berturut-turut sebesar 0,093; 0,062; 0,091; 0,071; 0,050; 0,045; 0,028. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya kondisi DAS menjadi lebih baik berdasarkan nilai KRS dan C.
Kata kunci : Daerah Aliran Sungai, Koefisien Regim Sungai, Koefisien Runoff.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain