Tugas Akhir Sipil
PENGARUH VARIASI SUHU PEMANASAN TERHADAP MODULUS RUNTUH DAN TARIK BELAH BETON DENGAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS
Peningkatan pembangunan di Indonesia yang semakin pesat, diiringi dengan peningkatan kebutuhan material penyusun beton. Salah satu material yang bisa digunakan sebagai bahan penyusun beton adalah kaca. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa penambahan kaca pada campuran beton dapat meningkatkan kekuatan mekanik beton. Limbah kaca memiliki ketahanan abrasi yang baik dan suhu leleh sebesar 1400oC. Penelitian pengaruh variasi suhu pemanasan pada beton dengan serbuk kaca belum banyak dilakukan. Perubahan suhu yang ekstrim seperti pada kejadian kebakaran bangunan berdampak pada kekuatan struktur beton, keruntuhan dan perubahan warna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara umum pengaruh variasi suhu terhadap sifat mekanik (tarik belah dan modulus runtuh) beton dengan serbuk kaca. Penelitian ini menggunakan serbuk kaca sebagai pengganti agregat halus sebesar 10% pada beton umur perawatan 28 hari. Pemanasan menggunakan tungku berbahan bakar gas dengan termokopel untuk mengukur suhu. Dengan variasi suhu pemanasan 200oC, 500oC, dan 800oC dengan waktu penahanan 2 jam. Benda uji berupa silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm untuk uji tarik belah, dan balok 15 x 15 x 53 (cm) untuk uji modulus runtuh. Pemanasan benda uji dilakukan setelah beton berumur 28 hari, dilanjutkan dengan pengujian tarik belah dan modulus runtuh. Hasil penelitian menunjukkan beton dengan serbuk kaca memiliki nilai modulus runtuh 9,09% lebih tinggi dibanding beton normal, dan seiring kenaikan suhu pemanasan, selisih nilai modulus runtuh beton normal dan beton kaca semakin bertambah. Sedangkan untuk kuat tarik belah, beton dengan serbuk kaca 12,31% lebih tinggi dibanding beton normal, dan seiring kenaikan suhu pemanasan, selisih nilai kuat tarik belah beton normal dan beton kaca cenderung sama. Model regresi linear berganda yang dihasilkan dari beton dengan serbuk kaca adalah σl = 3,644 – 0,092fct – 0,001T dengan nilai R2 = 0,986. Sedangkan untuk beton normal adalah σl = 2,87 + 0,101fct – 0,001T dengan nilai R2 = 0,988.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain