Text
ANALISA KEAMANAN BENDUNGAN PENGGA TERHADAP TEKANAN AIR PORI DAN REMBESAN PASCA GEMPA
Resiko bendungan runtuh akibat kejadian gempa bumi tahun 2018 harus
dipertimbangkan secara cermat. Kejadian gempa bumi yang terjadi pada tahun 2018
kemungkinan mempengaruhi kuantitas rembesan dan tekanan air pori yang terjadi
pada Bendungan Pengga, dengan adanya gerakan-gerakan akibat gaya tektonik maka
akan timbul retakan pada tubuh bendungan, hal ini dapat menimbulkan terjadinya
lubang dan menginisiasi terjadinya piping sehingga menjadikan tegangan geser
menjadi berkurang dan pada akhirnya dapat meyebabkan runtuhnya bendungan.
Maka dari itu, penting untuk menganalisis adanya perbedaan perilaku instrumentasi
rembesan dan tekanan air pori sebelum dan sesudah kejadian gempa pada Bendungan
Pengga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih detail kondisi keamanan
Bendungan Pengga saat ini.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan dengan membandingkan
sebaran data pembacaan instrument Piezometer dan V-Notch pada Bendungan
Pengga, kondisi sebelum dengan sesudah gempa. Data yang digunakan merupakan
data sekunder yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I dan Unit
Pengelola Bendungan.
Dari hasil analisis didapat nilai koefisien kemiringan rerata sebaran data
piezometer pada kondisi sesudah gempa (y=1,1471x) lebih besar dari kondisi
sebelum gempa (y=1,131x). Hal ini mengindikasikan bahwa sesudah gempa terjadi
penurunan tekanan pada hampir semua piezometer di Bendungan Pengga.
Berdasarkan Look (2007), kondisi nilai rembesan pada v-notch MD 1 sebelum
gempa dan v-notch MD 2 setelah gempa berada dalam kondisi yang aman, karena
debit yang dihasilkan dari kedua v-notch tersebut kurang dari 0,35 lt/dt
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain