Tugas Akhir Sipil
EVALUASI TIGA MODEL PENDUGAAN EVAPORASI DI WILAYAH LOMBOK
Evaporasi merupakan proses perubahan molekul air menjadi uap air di atmosfer, penelitian
ini hendak menguji pemakaian tiga metode perhitungan evaporasi yang sudah terkenal luas yaitu
Penman, KNF (Kohler-Nordenson-Fox) dan Linacre untuk diaplikasikan di pulau Lombok dan
menguji keakuratan dalam memprediksi angka penguapan di lokasi yang tidak memiliki alat ukur
penguapan.
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui nilai evaporasi di Pulau Lombok dengan menggunakan
metode Penman, KNF dan Linacre, mengetahui karakteristik penguapan di Wilayah Lombok dan
mengetahui akurasi ketiga metode terhadap hasil pengukuran.
Perhitungan evaporasi dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu Penman, KNF
(Kohler-Nordenson-Fox) dan Linacre, dan melakukan evaluasi keakuratan ketiga model
menggunakan RMSE (Root Mean Square Error), NSE (Nash Sutcliffe Efficiency) dan koefisien
korelasi R2
.
Besaran evaporasi harian rerata untuk Pulau Lombok menggunakan metode Penman sebesar
2.938 mm, metode KNF sebesar 4.872 mm dan metode Linacre sebesar 8.863 mm. Karakteristik
penguapan berdasarkan data pengukuran pada pulau Lombok memberikan nilai tertinggi pada bulan
Mei sebesar 6.400 mm di stasiun Keruak, dan penguapan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu
sebesar 0.341 mm di stasiun Keruak. Sedangkan nilai penguapan harian rerata untuk Pulau Lombok
secara umum adalah 3.744 mm. Hasil evaluasi RMSE metode Penman terbaik di stasiun Keruak 2.868
mm dan stasiun Bayan 1.365 mm, Sedangkan metode KNF yang terbaik stasiun Kopang 1.859 mm
dan Sekotong 2.750 mm. Untuk akurasi evaluasi NSE rata-rata nilai memiliki besaran di bawah nol
(0) sehingga evaluasi dengan metode NSE tidak memenuhi berdasarkan syarat untuk semua model.
Hasil akurasi R tahun 2015-2017 disimpulkan bahwa metode Penman memiliki korelasi sangat kuat
dengan rata-rata untuk stasiun Keruak 0.831, stasiun Kopang 0.901, stasiun Sekotong 0.790 dan
stasiun Bayan 0.950.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain