Tugas Akhir Sipil
PENERAPAN METODE PALMER DROUGHT SEVEIRTY INDEX (PDSI) DAN THORNTHWAITE-MATTER UNTUK ANALISA INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT
Kekeringan adalah kejadian alam yang berpengaruh besar terhadap ketersediaan air dalam tanah yang diperlukan oleh kepentingan pertanian maupun untuk mencukupi kebutuhan makhluk hidup khususnya manusia. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB tahun 2015, jumlah wilayah yang terkena dampak kekeringan menyebar di 378 desa, 75 kecamatan dan sembilan kabupaten/kota. Dari sembilan daerah, terdapat empat wilayah terparah, yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Kabupaten Bima dan Sumbawa Barat. Hal ini terjadi dikarenakan El Nino Moderate di bagian selatan khatulistiwa menguat. Di kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Sekotong merupakan kecamatan dengan tingkat kekeringan terparah yang terdiri dari sembilan desa dan hampir seluruhnya mengalami kekeringan. Pentingnya informasi tentang kekeringan sangat dibutuhkan untuk mengantispiasi bencana kekeringan. Kekeringan yang terjadi seringkali terkait dengan fenomena El Nino.
Untuk mengetahui karakterisasi kekeringan di suatu wilayah terdapat beberapa metode. Dalam studi ini menggunakan metode Palmer Drought Seveirty Index (PDSI) dan Thornthwaite-Matter. Kedua metode tersebut bermaksud untuk mengetahui indeks kekeringan di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Metode Palmer Drought Seveirty Index (PDSI) dan Thornthwaite-Matter dapat mengidentifikasi adanya potensi kekeringan dengan data lengas tanah, evapotranspirasi potensial dan curah hujan sebagai indikator utama. Kesesuaian kejadian El Nino (SOI) terhadap kekeringan dii Kecamatan Sekotong juga di analisa dalam studi ini dengan melakukan evaluasi ketelitian model.
Dari hasil perhitungan kekeringan dengan metode Palmer Drought Seveirty Index (PDSI) menunjukkan bahwa terjadi kekeringan dengan kategori ekstrim kering (terparah) hampir setiap tahun kecuali tahun 2008 dan 2015 dan puncak kekeringan terparah di Kecamatan Sekotong terjadi pada tahun 2013 bulan Juli dengan nilai indeks PDSI sebesar -9,312. Sedangkan metode Thornthwaite-Matter menunjukkan bahwa terjadi kekeringan dengan kategori berat (terparah) setiap tahun dan puncak kekeringan terjadi pada tahun 2011 bulan Desember dengan presentase nilai indeks Thornthwaite-Matter sebesar 99,85 %. Dari hasil evaluasi ketelitian model menunjukkan terdapat kesesuaian antara PDSI-SOI dan Thornthwaite-Matter-SOI dari tahun 2006-2015. Metode PDSI memiliki keakuratan lebih baik dibandingkan dengan metode Thornthwaite-Matter dengan nilai presentase kesesuaian 81% untuk metode PDSI dan 72% untuk metode Thornthwaite-Matter
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain