Tugas Akhir Sipil
POLA DISTRIBUSI HUJAN DI PULAU LOMBOK
Pola distribusi hujan di suatu wilayah memiliki karateristik yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan lintang, gerak semu matahari, letak geografis, topografi serta interaksi berbagai macam sirkulasi udara baik itu lokal, regional maupun global.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola distribusi hujan di Pulau Lombok, dengan cara menghitung rata-rata bulanan menggunakan metode isohyet dan menghitung hujan harian maksimum tahunan. Kemudian dilakukan analisa pola distribusi hujan secara temporal dan spasial, serta pola distribusi agihan data
Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh bahwa pola distribusi hujan secara spasial di Pulau Lombok memiliki curah hujan tertinggi pada Pulau Lombok bagian tengah dan Pulau Lombok bagian barat, yaitu di stasiun hujan Lingkok Lime dan stasiun hujan Sesaot. Dimana ketinggian curah hujan tersebut masing-masing sebesar 2382.95 mm/thn dan 2348.20 mm/thn. Sedangkan curah hujan terendah berada pada Pulau Lombok bagian Timur di stasiun hujan Ijo Balit dengan ketinggian curah hujan sebesar 609.18 mm/thn. Untuk pola distribusi hujan secara temporal, Pulau Lombok mengikuti pola monsun (Region atau daerah A), karena pola curah hujannya membentuk huruf U. Pola musim seperti ini bersifat unimodial, yaitu memiliki satu puncak musim hujan dan satu puncak musim kemarau. Puncak curah hujan terjadi di sekitar bulan Desember, Januari dan Februari (DJF), dengan ketinggian curah hujan masing-masing sebesar 208.71 mm, 217.10 mm dan 222.12 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di sekitar bulan Juni, Juli dan Agustus (JJA), dengan ketinggian curah hujan masing-masing 33.96 mm, 14.46 mm dan 10.93 mm. Untuk distribusi agihan data hujan harian maksimum tahunan, sebagian besar data hujan wilayah Pulau Lombok mengikuti distribusi agihan Log-Pearson type III.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain