Tugas Akhir Sipil
PENGGUNAAN KOEFISIEN REGIM SUNGAI DAN KOEFISIEN ALIRAN SUNGAI SEBAGAI BAGIAN DARI PARAMETER TATA AIR UNTUK MENENTUKAN KEKRITISAN DAS PADA SUNGAI JANGKOK
Perubahan fungsi DAS merupakan masalah penting yang dialami oleh wilayah sungai, hal ini
ditunjukan dengan memburuknya kondisi tata air, meluasnya lahan kritis, tingginya laju erosi dan
sedimentasi serta besarnya fluktuasi debit air musim hujan dan kemarau. Untuk itu segala bentuk
perlakuan pada suatu wilayah DAS harus memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkok
Kabupaten Lombok Barat dengan judul Penggunaan Koefisien Regim Sungai Dan Koefisien Aliran
Sungai Sebagai Salah Satu Parameter Untuk Menentukan Kekritisan DAS Jangkok.
Koefisien Regim Sungai (KRS) adalah perbandingan antara debit maksimum (Qmaks)
dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS. Data Qmaks dan Qmin diperoleh dari nilai rata-rata
debit harian (Q) dari hasil pengamatan SPAS di DAS/Sub DAS yang dipantau. Sedangkan Koefisien
aliran atau sering disingkat C adalah bilangan yang menunjukan perbandingan antara besarnya air
aliran terhadap besarnya curah hujan. Tebal limpasan (Q) diperoleh dari volume debit (Q, dalam
satuan m3) dari hasil pengamatan SPAS di DAS/Sub DAS selama satu tahun dibagi dengan luas
DAS/Sub DAS (ha atau m2) yang kemudian dikonversi ke satuan mm. Nilai Koefisien Regim Sungai
(KRS) pada DAS Jangkok selama 15 tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2015 rata-rata
berada pada nilai kurang dari 50 (
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain