Journal
MODEL EKSPERIMENTAL PENGARUH LEBAR TERAS TERHADAP BESARNYA LIMPASAN PADA LAHAN TERASERING
Limpasan permukaan merupakan aliran air yang mengalir di atas permukaan tanah karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah. Pada lereng perbukitan dan pegunungan yang merupakan bagian hulu daerah aliran sungai (DAS), air hujan lebih banyak menjadi limpasan permukaan daripada terserap ke dalam tanah sehingga menyebabkan banyak lahan menjadi kritis. Oleh karena itu perlu diteliti dengan teknik konservasi tanah dan konservasi air. Salah satu usaha konservasi tanah dan air adalah pembentukan terasering yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.
Pembentukan media terasering dilakukan pada bak model uji berukuran 200 cm x 150 cm x 150 cm yang dibuat dengan pasangan batako dan dihujani dengan hujan buatan. Pada penelitian ini dibuat 4 lebar teras yaitu dengan lebar teras 100 cm, lebar teras 80 cm, lebar teras 60 cm dan lebar teras 40 cm.
Dari hasil pengujian limpasan yang terbesar pada lahan terasering dihasilkan oleh lebar teras yang terkecil yaitu lebar teras 40 cm dengan lamanya waktu air limpasan untuk mencapai ujung teras sangat cepat yaitu pada waktu 53 detik dengan besar limpasan yang dihasilkan sebesar 12816,67 ml. Sedangkan untuk teras yang terbesar dengam lebar teras 100 cm, lamanya waktu air limpasan untuk mencapai ujung teras semakin lama yaitu pada 1 menit 31 detik sehingga limpasan yang dihasilkan lebih kecil yaitu sebesar 8033,33 ml.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain