Tugas Akhir Sipil
ANALISA KEKERINGAN DI KECAMATAN SEKOTONG DENGAN METODE STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN DESIL
Kekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sebagai dampak sirkulasi musiman yang selalu terjadi setiap tahun. Para ahli banyak berpendapat bahwa kekeringan biasanya berhubungan dengan gejala pergeseran antara musim hujan dengan musim kemarau di Indonesia. Berdasarkan data historis, kekeringan di Indonesia seringkali berasosiasi dengan fenomena El Nino. Pengaruh El Nino lebih kuat pada musim kemarau yang menyebabkan berkurangnya jumlah curah hujan yang turun dari normalnya serta udara menjadi lebih kering Studi ini bermaksud untuk mengetahui indeks kekeringan di Kecamatan Sekotong dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Desil. Metode SPI dan Desil dapat mengidentifikasi adanya potensi kekeringan, karena curah hujan merupakan indikator utama kekeringan meteorologis. Kemudian dianalisa kedekatannya terhadap El Nino (SOI). Dan untuk sebagai peringatan dini bagi masyarakat setempat akan ancaman bahaya kekeringan dimasa yang akan datang maka akan dilakukan prediksi kekeringan. Hasil analisis kekeringan dengan metode Standardized Precipitation Index (SPI) bahwa ketiga stasiun hujan yang berpengaruh di Kecamatan Sekotong yaitu stasiun hujan Sekotong mengalami kekeringan terparah dengan nilai indeks kekeringan sebesar -2.598, sedangkan metode Desil menunjukkan presentase kejadian kekeringan dimana keadaan curah hujan di bawah normal (kering) sebesar 32.667%. Indeks kekeringan berdasarkan metode SPI maupun Desil tidak berkorelasi kuat terhadap nilai SOI, namun berkolasi cukup kuat terhadap besarnya curah hujan. Prediksi indeks kekeringan metode SPI dan Desil yang menggunakan data curah hujan bangkitan output Thomas Fiering masih kurang tepat dalam memprediksi atau meramalkan indeks kekeringan di Kecamatan Sekotong.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain