Tugas Akhir Sipil
PENGARUH VARIASI DIAMETER BAUT TERHADAP KUAT TARIK SAMBUNGAN BAMBU CELAH BERPENGISI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SAMBUNG BAUT DAN PELAT BUHUL ALUMUNIUM
Kekuatan sambungan bambu berpengisi dengan alat sambung baut dipengaruhi oleh tegangan lentur baut, kuat tumpu kayu, dan angka kelangsingan. Pada sambungan bambu berpengisi pengaruh diameter baut perlu dikaji lebih lanjut mengingat diameter baut menyebabkan berkurangnya luas efektif penampang sehingga kuat dukung batangnya menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan batang yang berpenampang utuh. Pada sisi lain, sambungan juga perlu didesain agar disamping cukup kuat juga dari bahan yang ringan. Penggunaan pelat alumunium bisa menjadi alternatif untuk tujuan mereduksi beban yang bekerja karena massanya yang ringan sekitar sepertiga dari berat baja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat kuat tarik maksimum yang mampu ditahan oleh sambungan bambu celah berpengisi dengan pelat buhul alumunium dan pengaruh variasi diameter baut terhadap sambungan tersebut, dan untuk mengetahui pola kegagalan yang terjadi pada sambungan tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui sifat-sifat karakteristik bahan. Uji pendahuluan yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisik dan mekanik bambu galah, kuat tarik alumunium, kuat tarik baut, dan kuat rekat epoksi. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat benda uji sambungan bambu celah berpengisi dengan 4 (empat) variasi diameter baut, yaitu diameter 8 mm, 10 mm, 12 mm dan 16 mm, setiap variasi terdiri dari 3 (tiga) sampel. Pemberian beban tarik dilakukan secara bertahap dengan menggunakan hidraulik jack sampai kegagalan terjadi pada daerah sambungan.
Hasil pengujian menunjukkan semakin besar diameter baut kuat tarik sambungan meningkat. Adapun besar kuat tarik pada diameter 8 mm, 10 mm, 12 mm dan 16 mm berturut-turut sebesar 1475.50 Kg, 1808.43 Kg, 2020.30 Kg, dan 2295.73 Kg. Persentase kenaikan kekuatan dari baut 8 mm sampai dengan 16 mm berturut-turut sebesar 0%, 22.56%, 36.92%, dan 55.59%. Tipe kegagalan yang terjadi pada sambungan seragam pada tiap variasi yaitu kegagalan tipe II. Kegagalan tipe II, yaitu kegagalan yang terjadi pada pelat buhul yang mengalami leleh pada bidang tumpunya.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain