Tugas Akhir Elektro
ANALISIS KOORDINASI ISOLASI DI GARDU INDUK KUTA TERHADAP TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV
Sambaran petir pada saluran transmisi 150 kV dapat menimbulkan tegangan lebih yang akan membahayakan peralatan jika tegangan tersebut melampaui tingkat isolasi dasar peralatan (TID). Metode untuk mengetahui nilai lightning performance digunakan teori gelombang berjalan dan elektrogeometris. Metode pantulan berulang digunakan untuk menentukan jarak maksimum antara arrester dengan peralatan yang dilindunginya. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh jumlah gangguan petir pada saluran transmisi 150 kV Sengkol-Kuta yaitu 1,2984 gangguan per 100 km pertahun dengan kualifikasi “Pentanahan bagus; perisai cukup” sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan. Koordinasi isolasi di gardu induk Kuta terhadap tegangan lebih akibat sambaran petir pada saluran transmisi 150 kV dikatakan baik karena: Dari hasil perhitungan didapatkan nilai arus pelepasan arrester sebesar 3,9180 kA. Sedangkan arus pelepasan nominal arrester sebesar 10 kA. Hal ini berarti bahwa arus pelepasan arrester lebih kecil 6,0820 kA dari arus pelepasan nominal. Jarak maksimum pemasangan arrester dan transformator sebesar 57 meter. Sedangkan jarak pemasangan arrester dan transformator yang ada dilapangan sebesar 48 meter. Hal ini berarti bahwa jarak pemasangan arrester dan transformator yang ada dilapangan lebih kecil 9 meter dari jarak maksimum arrester dan transformator dari hasil perhitungan. Tegangan akhir yang sampai di transformator sebesar 588,2783 kV. Sedangkan Tingkat Isolasi Dasar (TID) transformator yang digunakan sebesar 650 kV. Hal ini berarti bahwa tegangan tertinggi pada transformator lebih kecil 61,7217 kV dari Tingkat Isolasi Dasar (TID) transformator yang digunakan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain