Tugas Akhir Sipil
EVALUASI KUALITAS KAYU MAHONI YANG TERSEBAR DI DAERAH LOMBOK BERDASARKAN SNI 7973-2013 DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTIK INFERENSIAL
Di daerah Lombok terdapat cukup banyak sentral penjual kayu Mahoni. Namun penjual kayu pada umumnya tidak memperhatikan umur kayu yang merupakan kunci kekuatan kayu. Penebang kayu pada umumnya melihat dari segi ekonomis, dimana menebang kayu lebih cepat, untuk mendapatkan penghasilan yang lebih cepat pula. Sehingga hal tersebut mempengaruhi karakteristik dan mutu kayu Mahoni yang dihasilkan oleh masing-masing sentra penjual kayu berbeda dengan standar maupun antra sentra. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan maksud untuk membandingkan antara hasil uji pada laboratorium terhadap kayu yang diperdagangkan di Pulau Lombok dengan mutu kayu berdasarkan SNI 7973:2013 dengan harapan hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran tentang mutu kayu yang diperdagangkan di pulau Lombok. Penelitian ini mengevaluasi karakteristik dan mutu kayu Mahoni yang tersebar di Pulau Lombok dari beberapa sentra penjual kayu Mahoni. Pengujian meliputi pengujian kadar air, pengujian kuat tekan, pengujian kuat lentur, pengujian kuat geser, dan pengujian kuat tarik dengan mengacu pada SNI. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis tingkat signifikan, yaitu metode statistik. Metode statistik digunakan untuk mengetahui perbedaan kualitas kayu Mahoni dengan kualitas antar sentra penjual kayu Mahoni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada kadar air kesembilan sentra namun kadar air sentra Renteng (Lombok Tengah) dan Rarang (Lombok Timur) yang memiliki kadar air yang tidak berbeda secara signifikan. Dari ketiga kabupaten, kuat tekan tertinggi berasal dari daerah Rarang, Lombok Timur (47,94 MPa). Hasil kuat geser berbeda secara signifikan dari kesembilan sentranya, kuat geser tertinggi didapat dari Mantang, Lombok Tengah (10,6 MPa). Kuat tarik juga berbeda secara signifikan, dengan kuat tarik tertinggi dari Gunung Siu, Lombok Timur (53,35 MPa). Berbeda dengan hasil penelitian kuat lentur tertinggi dari Mantang, Lombok Tengah (65,19 MPa) dan tidak berbeda secara signifikan dengan kesembilan sentra lainnya.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain