Tugas Akhir Sipil
ANALISIS KELONGSORAN PENGARUH TINGGI MUKA AIR TANAH DAN KEMIRINGAN LERENG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE/W V.12 (STUDI KASUS DI LERENG GUNTUR MACAN LOMBOK BARAT)
Peristiwa longsor adalah salah satu bencana yang sering terjadi mengingat Indonesia memiliki kondisi geografis yang beragam. Banyak kejadian longsor yang mengakibatkan korban jiwa. Salah satunya peristiwa longsor yang terjadi adalah di Guntur Macan Lombok Barat. Lereng Guntur Macan Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi longsor tinggi. Hal ini disebabkan oleh kondisi lereng yang merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan yang curam dan tingginya intensitas curah hujan yang memungkinkan kenaikan muka air tanah sehingga tanah menjadi mudah bergeser. Perlunya dilakukan analisa stabilitas lereng untuk mengetahui kondisi lereng tersebut aman atau tidak. Analisa stabilitas lereng dilakukan di desa Guntur Macan Lombok Barat pada koordinat (8°31’26,839’’LS 116°7’17,072” BT). Analisa dilakukan dengan membuat permodelan menggunakan software Geostudio V.12 (SLOP/W) untuk mengetahui pengaruh tinggi muka air tanah dan variasi kemiringan lereng terhadap stabilitas. Analisa dilakukan dengan meningkatkan tinggi elevasi muka air tanah hingga mencapai puncak lereng dan memvariasikan kemiringan lereng dengan sudut kemiringan 20°,28° (kondisi asli) dan 35° . Metode analisa yang digunakan dalam perhitungan yaitu menggunakan metode Ordinary, Bishop, dan Janbu dengan bantuan software Geostudio V.12. Hasil analisa menunjukkan bahwa saat terjadi peningkatan muka air tanah dan kemiringan lereng dapat menurunkan nilai angka keamanan lereng. Pada kondisi asli (kemiringan 28°) nilai angka keamanan tanpa pengaruh muka air tanah dengan metode Ordinary, Bishop dan Janbu diperoleh hasil berturut-turut sebesar 0,970;0,980; dan 0,890. Saat terjadi kenaikan muka air tanah hingga mencapai puncak lereng terjadi penurunan nilai angka keamanan sebesar 60% dengan hasil berturut-turut sebesar 0,438;0,366; dan 0,306 . Pada kemiringan 20° terjadi penurunan angka keamanan sebesar 54,49% dari kondisi asli (28°) tanpa pengaruh muka air tanah, sedangkan pada kemiringan 35° terjadi penurunan sebesar 66,32% dari kondisi asli (28°) tanpa pengaruh muka air tanah.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain