Tugas Akhir Sipil
ANALISIS PENJALARAN KEKERINGAN METEOROLOGI MENUJU KEKERINGAN HIDROLOGI DI KECAMATAN SEKOTONG
Kekeringan didefinisikan sebagai kondisi defisit air dari kondisi normal dalam sistem hidrologi. Kecamatan Sekotong merupakan Kecamatan dengan tingkat kekeringan terparah di Kabupaten Lombok Barat. Dengan analisis penjalaran kekeringan meteorologi menuju kekeringan hidrologi diharapkan dapat memberi gambaran seberapa kuat kekeringan meteorologi mempengaruhi kekeringan hidrologi, sehingga dapat digunakan sebagai metode sederhana untuk mengetahui seberapa lama kekeringan hidrologi akan terjadi setelah kejadian kekeringan meteorologi, khususnya di wilayah studi. Untuk mengetahui karakterisasi kekeringan terdapat beberapa metode. Studi ini menggunakan metode Palmer Drought Severity Index (PDSI) metode tersebut menggunakan data iklim dan tanah wilayah sekitar sebagai parameter analisisnya. Untuk metode analisis kekeringan hidrologi menggunakan metode Standardised Streamflow Index (SSI) yang memiliki prinsip dengan terlebih dahulu mengakumulasikan data debit dalam periode waktu tertentu. Untuk penjalaran kekeringan dianalisis dengan cara mencari korelasi. Dengan metode PDSI Indeks dan karakteristik kekeringan meteorologi diketahui dari jumlah klasifikasi bulan kering sebanyak 72 bulan (50%) dari keseluruhan periode (144 bulan). Kejadian kategori ekstrim kering terjadi pada Oktober 2012 bernilai indeks -5,81. Periode kekeringan terbanyak pada tahun 2009 dari bulan Januari, Maret, Mei hingga Oktober. Sebagian besar kejadian kekeringan terjadi pada bulan Mei-November. Dengan metode SSI kekeringan hidrologi diketahui dari jumlah klasifikasi bulan kering sebanyak 32 bulan (22,2%). Puncak kekeringan dengan nilai indeks -2,2 terjadi pada Oktober 2015. Periode kekeringan terbanyak pada tahun 2015 yang terjadi dari bulan Mei, Juli hingga November, sebagian besar kejadian kekeringan terjadi pada bulan Mei-November. Hasil korelasi pearson PDSI dan SSI dari tahun 2006-2017 saat tidak ada selang waktu yaitu 0,52 (cukup baik), mengalami penurunan nilai menjadi (0,4), (0,12), (0,04) pada selang waktu 1 bulan. Berarti kejadian kekeringan hidrologi pada DAS Jelateng bersamaan dengan waktu kekeringan meteorologi, sehingga kekeringan meteorologi berpotensi untuk dijadikan sebagai alat deteksi dini kekeringan hidrologi pada DAS Jelateng.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain