Tugas Akhir Elektro
Long-Range Energy Alternatives Planning System Mampu Meramalkan Kebutuhan dan Pasokan Energi Listrik Tahun 2028 Di Pulau Lombok
Ketersediaan energi listrik ini merupakan aspek yang sangat penting dan bahkan menjadi suatu parameter untuk mendukung keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pengelolaan sumber daya yang tepat dan terarah, akan menjadikan potensi yang dimiliki suatu wilayah berkembang dan termanfaatkan secara optimal. Ketersediaan tenaga listrik yang memadai dan tepat sasaran akan memacu perkembangan pembangunan daerah seperti sektor industri, komersial, pelayanan publik, dan bahkan kualitas hidup masyarakat dengan semakin banyaknya warga yang menikmati energi listrik. Dalam tugas akhir ini penulis melakukan peramalan pasokan dan kebutuhan energi listrik menggunakan long-range energy alternatives planning system tahun 2028 di pulau Lombok. Peramalan menggunakan Long-range energy alternatives planning system (LEAP) dirancang menggunakan dua skenario yaitu skenario Business as Usual (BAU) dan skenario Optimis. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya kebutuhan (demand) energi listrik di pulau Lombok untuk jangka waktu selama 10 tahun menggunakan perangkat lunak LEAP, mengetahui proyeksi besarnya pasokan energi listrik di pulau Lombok untuk memenuhi kebutuhan beban untuk mengantisipasi terjadinya krisi energi untuk jangka waktu selama 10 tahun menggunakan perangkat lunak LEAP, dan mengetahui besarnya reduksi emisi gas rumah kaca (CO2) dengan adanya kontribusi pembangkit energi terbarukan di pulau Lombok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya kebutuhan energi listik pada tahun 2028 sebesar 281.489,46 MWh dengan rata-rata pertumbuhan 9,73% per tahun. Besarnya kapasitas pembangkit untuk memasok kebutuhan energi listrik pada tahun 2028 adalah sebesar 1.049,05 MW pada skenario BAU dan 1.591,53 MW pada skenario Optimis. Untuk besarnya gas rumah kaca (CO2) yang dihasilkan adalah sebesar 598.720 Ton CO2 dan reduksi gas rumah kaca yang dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi penggunaan pembangkit energi fosil sehingga besarya CO2 menjadi 270.770 Ton CO2.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain