Tugas Akhir Sipil
ANALISIS PENGARUH RETAKAN (CRACK) PADA STABILITAS LERENG DENGAN ALIRAN STEADY DAN TRANSIENT
Peristiwa longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, tidak
terkecuali di provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya di kabupaten Lombok Barat. Lereng
Guntur Macan Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi longsor tinggi. Hal
ini disebabkan oleh kondisi lereng yang merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan yang
curam dan tingginya intensitas curah hujan serta tekstur tanah lereng yaitu bersifat lunak dan
mudah dilalui air sehingga mudah terjadinya longsor. Adanya retakan pada lereng biasanya
menyediakan jalur yang mudah untuk penyerapan hujan ke dalam tanah.
Pada studi ini retakan dimodelkan berada pada puncak lereng. Untuk melihat
perbandingan hasil analisis, maka divariasikan jarak retakan 1,00 m; 2,00 m; 3,00 m; 4,00 m;
5,00 m dan kedalaman retakan 1,00 m; 2,00 m; 3,00 m; 4,00 m; 5,00 m dengan aliran steady dan
transient. Pada masing-masing variasi retakan akan dianalisis berdasarkan retakan tanpa air
permukaan, retakan dengan aliran transient dan retakan dengan aliran steady. Kondisi retakan
tersebut dibandingkan dengan kondisi asli lereng dan kondisi lereng tanpa retakan dengan aliran
transient. Metode analisis yang digunakan dalam perhitungan yaitu menggunakan metode
Ordinary dan Bishop dengan bantuan software Geostudio R2 2018 Version 9.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tekanan air pori dan stabilitas lereng dipengaruhi oleh
adanya retakan. Pada kondisi asli nilai angka keamanan tanpa retakan dengan metode Ordinary
dan Bishop diperoleh hasil berturut-turut sebesar 0,785 dan 0,868. Saat terjadi hujan, faktor
keamanan mengalami penurunan yang signifikan yaitu berturut-turut sebesar 0,773 dan 0,851.
Berdasarkan jarak retakan pada aliran steady, mengalami penurunan angka keamanan yang
semakin dekat retakan dengan bidang gelincir maka angka keamanan lereng semakin menurun.
Penurunan angka keamanannya yaitu dari 0,715 menjadi 0,694 dengan penurunan sebesar
3,026 %. Kondisi aliran transient menghasilkan angka keamanan yang semakin dekat retakan
dengan bidang gelincir maka angka keamanannya semakin menurun. Penurunan angka
keamanannya yaitu dari 0,760 menjadi 0,754 dengan penurunan sebesar 0,789 %. Berdasarkan
kedalaman retakan untuk aliran steady dan aliran transient menghasilkan faktor keamanan yang
semakin dalam retakan maka faktor kemanannya semakin menurun. Penurunan angka
keamanan kondisi aliran transient yaitu dari 0,769 menjadi 0,754 dengan penurunan sebesar
1,951 %. Penurunan angka keamanan kondisi aliran steady yaitu dari 0,764 menjadi 0,715
dengan penurunan sebesar 6,413 %.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain