Tugas Akhir Mesin
PENGARUH VARIASI LETAK SIRIP BERONGGA PADA ALAT DISTILASI SURYA TERHADAP HASIL AIR TAWAR
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap mahluk hidup. Bagi
manusia air bersih merupakan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan karena banyak
digunakan dalam setiap aktivitas kehidupan antara lain untuk keperluan mandi, memasak,
mencuci dan minum. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya penduduk dunia
pasokan air bersih menjadi semakin berkurang. Krisis air tawar untuk air minum pada
umumnya dialami oleh sebagian besar masyarakat pesisir, terutama di pulau-pulau kecil
dan terpencil. Beberapa daerah di selatan pantai Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan air bersih.
Distilasi merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui proses penyulingan
air laut. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan panas, penguapan, dan
pengembunan. Pada proses destilasi yang diambil hanyalah air kondensatnya, kuman dan
bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin.
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi letak sirip berrongga
terhadap jumlah air tawar yang dihasilkan.
Data yang dihasilkan adalah kuantitas air tawar, intensitas matahari, kecepatan
angin disekitar alat distilasi, suhu air dalam alat distilasi. Menggunakan penyerap dengan
tiga variasi yaitu dengan pelat datar, sirip tidur dan sirip berdiri. Dari penelitian yang
dilakukan selama tiga hari didapatkan bahwa absorber dengan sirip berdiri yang hasil air
tawar paling banyak. Untuk hari pertama didapat dengan berat 0,834 kg, untuk hari kedua
didapat dengan berat 0,814 kg dan untuk hari ketiga didapat dengan berat 0,624 kg. Untuk
Efisiensi dapat disimpulkan untuk percobaan hari ke-1, ke-2, dan ke-3 yang tertinggi
terdapat pada kolektor A yaitu pada perhitungan data ke tiga didapat untuk hari ke-1
sebesar 54,01% , ke-2 sebesar 56,75% , dan ke-3 sebesar 41,44%, sedangkang pada
kolktor B untuk hari ke-1 sebesar 7,42% , ke-2 sebesar -10,59%, dan ke-3 sebesar
12,75%, pada kolektor C untuk hari ke-1 sebesar 28,73% , ke-2 sebesar -7,43% , dan ke-3
sebesar 16,70%. Dan yang banyak menghasilkan air terdapat pada kolektor C , karena
cover A suhunya lebih tinggi maka pengembunannya sedikit. jadi yang mempengaruhi
pengembunannya sedikit adalah suhu cover yang tinggi yang menyebabkan uap di dalam
distilator sulit mengembun. Disamping itu, efisiensi kolektor A lebih tinggi, disebabkan
panas sensible yang dominan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain